ADAT
ISTIADAT PERNIKAHAN DAERAH JAWA TENGAH YOGYAKARTA
PENDAHULUAN
Upacara
perkawinan adat pengantin Jawa sebenarnya bersumber dari tradisi keraton.
Bersamaan dengan itu lahir pula seni tata riaspengantin dan model busana
pengantin yang aneka ragam. Seiring perkembangan zaman, adat istiadat
perkawinan tersebut, lambat laun bergerak keluar tembok keraton. Sekalipun
sudah dianggap milik masyarakat, tapi masih banyak calon pengantin yang
ragu-ragu memakai busana pengantin basahan (bahu terbuka) yang kononhanya
diperkenankan bagi mereka yang berkerabat dengan keraton.Secara kodrati,
manusia diciptakan berpasang-pasangan (Q.S. Ar-Ruum : 21) dengan harapkan mampu
hidup berdampingan penuh rasacinta dan kasih sayang. Dari sini tampak bahwa
sampai kapan pun, manusia tidak mampu hidup seorang diri, tanpa bantuan
dankehadiran orang lain dan Salah satu cara yang dipakai untuk melambangkan
bersatunya dua insan yang berlainan jenis dan sahmenurut agama dan hukum adalah
pernikahan. Dalam makalah ini, penulis akan mencoba mendeskripsikan tata upacara
pernikahan adat Jawa.
Tujuan
Penulisan
Untuk
mengetahui tentang cara adat istiadat pernikahan adat suku jawa yang mempunyai
tahap-tahap yang harus dijalankan bagi duainsan yang berlainan jenis untuk
sampai ke jenjang pernikahan.
TEORI
Pengertian Pernikahan
Perkawinan
merupakan salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua
belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk
keluarga yang bahagia sejahtera dan kekal selamanya. Perkawinan memerlukan kematangan
dan persiapan fisik dan mental karena menikah adalah sesuatu yang sakral dan
dapat menentukan jalan hidup seseorang. Oleh karenanya diperlukan sikap yang
penuh tanggung jawab dari masing individu yang menjalin hubungan dan berlanjut
ke tahap 7 pernikahan. Setiap pasangan yang akan menikah selalu menginginkan
pernikahannya berkesan dan tidak terlupakan karena pernikahan diharapkan
menjadi momen sekali seumur hidup.
Tata Cara Pernikahan
Adat Jogjakarta
1. Nontoni
Nontoni adalah upacara untuk melihat calon
pasangan yang akan dikawininya. Dimasa lalu orang yang akan nikah belum tentu
kenal terhadap orang yang akan dinikahinya, bahkan terkadang belum pernah melihatnya, meskipun ada
kemungkinan juga mereka sudah tahu dan mengenal atau pernah melihatnya. Agar
ada gambaran siapa jodohnya nanti maka diadakan tata cara nontoni. Biasanya
tata cara ini diprakarsai pihak pria. Setelah orang tua si perjaka yang akan
diperjodohkan telah mengirimkan
penyelidikannya tentang keadaan si gadis yang akan diambil menantu.
Penyelidikan itu dinamakan dom sumuruping banyu atau penyelidikan secara rahasia. Setelah hasil
nontoni ini memuaskan, dan siperjaka sanggup menerima pilihan orang tuanya, maka
diadakan musyawarah diantara orang tua / pinisepuh si perjaka untuk menentukan
tata cara lamaran.
2. Lamaran
Melamar
artinya meminang, karena pada zaman dulu diantara pria dan wanita yang akan menikah terkadang
masih belum saling mengenal, jadi hal ini orang tualah yang mencarikan jodoh dengan
cara menanyakan kepada seseorang apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon suami. Dari sini bisa
dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas persetujuan bersama.
3. Midodareni
Midodareni
berasal dari kata dasar widodari (Jawa) yang
berarti bidadari yaitu putri dari sorga yang sangat cantik dan sangat
harum baunya. Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan
jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni, calon penganten tidak
boleh tidur. Saat akan melaksanakan midodaren ada petuah-petuah dan nasehat
serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
1. Sepasang kembarmayang (dipasang di kamar
pengantin)
2. Sepasang klemuk (periuk) yang diisi
dengan bumbu pawon, biji-bijian,
empon-empon dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
3. Sepasang kendi yang diisi air suci yang
cucuknya ditutup dengan daun dadap srep (tulang daun / tangkai daun),
Mayang jambe (buah pinang), daun sirih
yang dihias dengan kapur
4. Baki yang berisi potongan daun pandan,
parutan kencur, laos, jeruk purut, minyak
wangi, baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau wangi. Adapun
dengan selesainya midodareni saat jam 24.00 calon pengantin dan keluarganya bisa makan hidangan
yang terdiri dari :
a. Nasi
gurih
b. Sepasang
ayam yang dimasak lembaran (ingkung, Jawa)
c. Sambel
pecel, sambel pencok, lalapan
d. Krecek
e. Roti
tawar, gula jawa
f. Kopi
pahit dan teh pahit
g. Rujak
degan
h. Dengan
lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan (jaman dulu)
4. Upacara
Langkahan
Langkahan
berasal dari kata dasar langkah (Jawa) yang
berarti lompat, upacara langkahan disini dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang
belum nikah , maka sebelum akad nikah dimulai maka calon pengantin diwajibkan
minta izin kepada kakak yang dilangkahi.
5. Upacara
Ijab
Ijab
atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin.
Secara tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan /
menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria. menerima
pengantin wanita dan disertai dengan penyerahan emas kawin bagi pengantin
perempuan. Upacara ijab qobul biasanya dipimpin oleh petugas dari kantor urusan
agama sehingga syarat dan rukunnya ijab qobul akan syah menurut syariat agama
dan disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil yang akan
mencatat pernikahan mereka di catatan pemerintah.
6. Upacara
Panggih
Panggih
(Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru upacara panggih
bisa dilaksanaakan. Pengantin pria kembali ketempat penantiannya, sedang
pengantin putri kembali ke kamar pengantin. Setelah semuanya siap maka upacara
panggih dapat segera dimulai.
ANALISIS
Mengenai artikel diatas
memang benar adanya, keluarga saya berasal dari daerah jawa tengah tepatnya
dikota yogyakarta. Ketika kakak tertua saya menikah semua acara adat pernikahan
sama seperti artikel diatas. Kesimpulannya setiap orang di indonesia menikah
dengan adat istiadat masing-masing, apapun adat yang mereka gunakan itu adalah
tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang kita yang harus di pertahankan dan
diturunkan ke anak dan cucu kita kelak.
REFERENSI
Terimakasih kak infonya, sangat membantu tugas saya :)
BalasHapus